Di malam yang sepi dan tergenang oleh hujan gerimis, Mas D, seorang tendik yang harus melakukan presensi jam 8 malam, terpaksa memasuki gedung Fakultas Ilmu Komputer karena tidak bisa melakukan presensi dari luar. Gedung itu terlihat gelap dan sunyi karena masa pandemi COVID-19 yang membuatnya kosong tanpa kehadiran siapapun.
Namun begitu Mas D masuk, suasana yang tegang langsung menyergapnya. Tidak ada kehadiran orang lain, hanya keheningan yang menusuk. Rasa tak nyaman menebal saat dia berusaha untuk melakukan presensi dengan cepat. Sensasi aneh membuatnya ingin segera meninggalkan tempat itu.
Ketika melintasi pos satpam, Mas D terkejut melihat seorang wanita dengan pakaian yang kusam, mirip mukenah yang kotor dan robek, seolah-olah terkena lumpur. Wanita itu duduk dengan lesu di pos satpam, menatap hampa penuh kekosongan. Mas D yang terkejut dan ketakutan hendak pergi, tapi kejadian yang lebih aneh terjadi.
Tanpa suara atau gerakan, wanita itu tiba-tiba menyandarkan tubuhnya ke tembok dan perlahan-lahan, seperti menyatu dengan tembok itu, menghilang tanpa jejak. Kekhawatiran melanda Mas D yang lalu dengan cepat berlari meninggalkan gedung itu, hatinya berdebar kencang.
Dia lari menuju parkiran dengan langkah yang cepat, mencoba melupakan apa yang baru saja dilihatnya di dalam gedung yang sunyi dan mencekam itu. Sesampainya di parkiran, Mas D bernapas lega, namun ingatan tentang kejadian itu masih menghantuinya, membuatnya memilih untuk tidak kembali ke sana malam itu.
Leave a Reply